Hiramedia : Pernyataan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, mengenai “legitimasi internasional” untuk setiap intervensi langsung Mesir di Libya mendapat reaksi internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) justru menganggap bahwa hal terakhir yang dibutuhkan negara adalah lebih banyak pertempuran”, sementara Jerman memperingatkan terhadap konsekuensi akan terjadinya eskalasi.
Nada kritis Perancis terhadap situasi di Libya saat ini karena campur tangan Turki, yang menurut Presiden Emmanuel Macron Ankara telah memainkan “permainan berbahaya” di Libya, dan menajdi ancaman langsung terhadap kawasan Eropa.
Diberitakan, Gedung Putih setuju dengan Perancis melalui percakapan telepon antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Emmanuel Macron tentang kebutuhan mendesak akan gencatan senjata di Libya, dan melanjutkan negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Libya dengan cepat.
Dalam hal yang sama, juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric menanggapi pertanyaan tentang pernyataan Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi baru-baru ini – dengan mengatakan “bahwa hendaknya tidak ada pihak manapun yang melakukan sesuatu yang dapat membuat situasi lebih buruk daripada saat ini.”
Ia juga menyatakan keprihatinan PBB tentang adanya gerakan militer terus menerus di Libya, khususnya pemindahan senjata dari luar negeri dan berlanjutnya perekrutan tentara bayaran.
Sementara itu, Berlin juga bereaksi terhadap pernyataan Presiden Mesir mengenai Libya. Menteri Luar Negeri Jerman, Haikou Maas memperingatkan adanya “peningkatan pertempuran” di Libya setelah pengumuman ini.
Maas mengatakan – setelah bertemu dengan konterpartnya dari Italia Luigi de Mayo di Roma – bahwa “Pengumuman Sisi untuk tidak mengesampingkan aksi militer oleh tentara Mesir akan mengancam konflik dengan eskalasi baru.”
Selanjutnya ia juga menyerukan “pihak eksternal untuk tidak menaruh minyak di atas api, dan tidak berkontribusi pada eskalasi lebih lanjut.(Fath)
Sumber : aljazeera.net