Oposisi Suriah, Ali Ferzat : Banyak Kekuatan Asing “Bermain” di Suriah

Tokoh Oposisi Suriah, Ali Ferzat : Foto/Fath

Sejak tahun 1980-an, media Arab dan internasional sudah mengenal Ali Ferzat (L. 22 Juni 1951),    seorang kartunis politik Suriah. Melalui medianya sebagai kartunis, ia termasuk oposisi pemerintahan Al-Assad dan menentang kepemimpinan diktator sejumlah pemimpin negeri Arab semisal Saddam Husein di Irak dan Muammar Kaddafi di Libya.

Pada saat terjadi gejolak politik di Suriah, Ali Ferzat merupakan aktivis politik yang cukup berpengaruh, termasuk kartun-kartun yang dibuatnya dijadikan simbol perjuangan rakyat Suriah menentang rezim Basshar Al-Assad. Mereka membentangkan kartun karya Ali Ferzat dalam demo-demo massa di jalanan Suriah, sehingga pria berjenggot tebal ini kerap mendapat perlakukan tidak manusiawi dari pendukung rezim Assad. Ia dipukul dan disiksa hingga masuk Rumah Sakit, dan akhirnya diterbangkan ke Kuwait.

Lebih dari 15.000 kartun-karikatur Ali Ferzat telah diterbitkan di surat kabar Arab dan surat kabar internasional dengan berbagai penghargaan diraihnya, baik dalam skala regional maupun internasional.

Pada tahun 1980, Ferzat mendapat pengakuan internasional ketika ia memenangkan peringkat pertama di Festival Internasional Intergraphic di Jerman.  Pada tahun 2011, Ferzat dianugerahi Parlemen Eropa “Sakharov Prize”  untuk kebebasan berpikir dan berekspresi. Ia juga memenangkan Prince Claus Award dan Gebran Tueni  dan tahun ini (2013) memenangkan Haclave Havel Prize, sebuah penghargaan bergengsi dari aktivis HAM dan demokrasi,  Haclave Havel (mantan Presiden Chekoslovakia 1989-1992) melalui Oslo Freedom Forum yang berlangsung pertengahan Mei 2012, lalu.

Ditengah keterbatasan waktunya pada kegiatan Oslo Freedom Forum sebagai pembicara, Ali Ferzat bersedia diwawancara Fathurrahman Yahya dari PelitaOnline.com (Harian Pelita Group) di Oslo, seputar situasi sosial politik di Suriah, termasuk siapa yang bermain dibalik gejolak politik di Suriah yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun, dan belum berakhir. Wawancara dilakukan dalam bahasa Arab, berikut petikannya.

POL : Sudah lebih dari dua tahun konflik bergejolak di Suriah, namun hingga saat ini Presiden Bashar Al-Assaa belum juga turun tahta, tanggapan Anda?

Ali Ferzat : Basshar Al-Assad adalah seorang pemimmpin diktator yang dibentuk oleh situasi politik luar negeri. Mantan Direktur Agen Rahasia Israel-Mossad, Efraim Halevi, baru-baru ini mengatakan  ”Basshar Al-Assad adalah tokoh Israel (antek Israel : red) di kawasan”.

Dari sini dapat diketahui betapa pentingnya dunia ini memiliki seorang pemimpin diktator, khususnya bahwa orang yang mengendalikan dunia saat ini, baik itu pemerintah atau penguasa tidak lain ibarat geng dan mafia yang memiliki peran ekonomis dan investasi di dunia. Dalam hal ini (kasus Suriah), banyak kekuatan asing di sana. Bagi Rusia yang penting adalah menjual senjata, sementara bagi Iran adalah menyebarkan aliran Iranisme-syiisme di dunia.

POL : Maksud Anda adalah Syiah ?

Ali Ferzat : Ya, mereka ingin menyebarkan Syiah Iran, bukan Syiah Arab. Iran memang memberikan dukungan kepada pemerintahan Suriah dan didorong oleh banyak negara yang memiliki kepentingan untuk mempertahankan rezim Suriah- Basshar Al-Assad.

POL : Oposisi Suriah seolah tidak memiliki kekuatan untuk menumbangkan rezim Basshar Al-Assad, Apakah karena mereka terpecah-belah?

Ali Ferzat : Selama 50 tahun, pemerintahan partai Baath di Suriah memberangus kekuatan oposisi. Tidak ada oposisi politik di Suriah. Oleh karena itu dalam hal revolusi, dunia hendaknya jangan menghukum oposisi akibat minimnya kekuatan-oposisi, karena dari dulu memang tidak ada oposisi di Suriah. Hanya saja, belakangan ini oposisi mulai terbentuk.

Revolusi Suriah berada dalam satu sisi, sedangkan oposisi berada dalam sisi yang lain. Revolusi Suriah bukan politis, dan tidak memiliki agenda politik. Rakyat Suriah hanya didhalimi, mereka melakukan demo di jalanan hanya menginginkan suatu kebebasan.

POL :  Dewan Oposisi Nasional sekarang yang menentang rezim Basshar Al-Assad memperoleh bantuan dan dukungan dari luar, pendapat Anda?

Ali Ferzat : Jika kita berasumsi bahwa ada dukungan dari luar, sebenarnya tidak ada dukungan nyata yang dapat membantu situasi di lapangan yang mendukung revolusi rakyat Suriah. Masih banyak pengungsi Suriah yang berada di luar, mereka hilang, terlantar, dan mengalami kelaparan dengan jumlah besar mencapai jutaan orang. Tidak ada bantuan yang sebenarnya di lapangan, walaupun ada, itu adalah dari para pengusaha Suriah, bukan dari kalangan politisi.

POL : Sejumlah negara Arab seperti Qatar dan Arab Saudi memberikan bantuan kepada pihak oposisi baik secara politis maupun materi?

Memang ada bantuan  dari mereka kepada rakyat Suriah berupa tenda-tenda di pengungsian, makanan kotak, makanan kaleng dan air. Rakyat Suriah tidak terlalu memerlukan bantuan ini, tetapi mereka memerlukan perlindungan dari rudal skud dan bom. Mereka memerlukan bantuan perlindungan dari tank, perlindungan dari drum-drum bahan peledak, perlindungan dari  pembunuhan pisau yang dilakukan kelompok Hezbullah dan Iran. Ini bantuan yang diinginkan rakyat dalam revolusi di Suriah.

POL : Terkait Hezbullah, peran apa yang mereka lakukan dalam revolusi di Suriah?

Ali Ferzat : Hezbullah adalah ibarat robot yang digerakkan Iran melalui remote control. Hezbullah hanya sebagai alat eksekutor, tangan kanan dan pisau Iran di kawasan. Ya, mereka mendapatkan bantuan material dari Iran. Iran berdagang, dan ada kesepakatan antara Al-Qaedah dengan Iran dalam masalah ini. 

POL : Ada isu bahwa negara Suriah akan runtuh total, benarkah demikian?

Ali Ferzat : Tidak, isu ini sengaja disebarluaskan media Barat sekadar untuk menakut-nakuti lembaga negara. Jadi, tidak ada istilah negara-Suriah akan runtuh total. Sekarang lembaga-lembaga masyarakat madani dalam situasi sulit seperti sekarang mulai aktif bergerak untuk mengatur masyarakat sipil di daerah-daerah yang sudah bebas misalnya mereka mengatur lalu lintas, mereka mengumpulkan puing-puing rerentuhan bangunan, dan sebagainya. Di lapangan, benar-benar ada kegiatan masyarakat yang diorganisir masyarakat sipil-madani sehingga tidak perlu  khawatir bahwa negara Suriah akan runtuh total.

POL : Dalam beberapa waktu terakhir, kita dengar bahwa rezim Suriah akan membalas serangan udara Israel, menurut Anda?

Ali Ferzat : Ini omong kosong yang sering kita dengar sejak bertahun-tahun. Israel sudah berkali –kali melakukan serangan udara ke Suriah bukan kali ini saja, bahkan Israel menyerang sampai ke dalam hingga mencapai atas Istana Presiden. Kami juga sering mendengar rezim Suriah akan membalas serangan Israel pada waktu yang tepat. Kapan waktu yang tepat, barangkali setelah seribu tahun? Ini adalah drama licik yang dimainkan pemerintahan Al-Assad untuk mengelabuhi rakyat Suriah sebagai penegasan sikap bahwa pemerintah memiliki komitmen terhadap permusuhan (pihak luar) atas Suriah.

POL : Sebagai rakyat Suriah, Apa yang Anda inginkan ; pertama dari pemerintah Basshar Al-Assad dan kedua dari rakyat Suriah itu sendiri ?

Ali Ferzat : Pemerintahan di suriah sejak tahun 1950 adalah menganut  sistem Republik dan multipartai, dimana Presiden dipilih dalam waktu empat tahun dan bisa diperpanjang empat tahun berikutnya,  inilah konstitusi Suriah. Kami tidak menginginkan seorang Presiden selama-selamanya, apakah ia (Basshar Al-Assad) akan menyaingi Tuhan memerintah selama-lamanya?

Rakyat Suriah menginginkan demokrasi, multi partai, pemerintahan sipil yang berlandaskan keadilan dan undang-undang, bukan pemerintahan diktator. Hal ini akan terwujud dalam waktu dekat Insya Allah.

Kami berharap kepada rakyat Suriah untuk terus bergerak secara damai dalam bingkai masyarakat madani  di bawah perlindungan tentara rakyat, karena tentara rakyat-revolusi akanmelindungi revolusi damai dari pembunuhan.

Selama dua tahun revolusi, tentara rakyat-revolusi sudah menguasai sekitar 75 persen wilayah Suriah dan sekarang menuju pembebasan.

POL : Kemudian, Apa yang Anda inginkan dari masyarakat atau lembaga-lembaga Internasional untuk mengeluarkan Suriah dari gejolak saat ini?

Ali Ferzat : Bagi masyarakat atau organisasi Internasional hendaknya dapat memenuhi dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral yang dibuatnya dalam rangka melindungi rakyat sipil. Kami tidak menginginkan adanya intervensi pihak luar dan pengiriman pasukan. Kami hanya menginginkan mereka dapat melindungi rakyat sipil melalui resolusi untuk menghadang rudal-rudal, sukhoi, dan bom yang menyerang kepala rakyat sipil tak berdosa. Disesalkan, masyarakat atau organisasi internasional tidak memenuhi prinsipnya, bahkan tunduk kepada mafia internasional. (fath)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Etnis Tionghoa Benteng Tangerang Dukung Gus Muhaimin Nyapres 2024.

Sun Feb 13 , 2022
Share […]
Tentang Hiramedia: Oposisi Suriah, Ali Ferzat : Banyak Kekuatan Asing “Bermain” di Suriah

Sebagai Web/Blog :

  1. 1.Media Informasi : Menyampaikan gagasan, ide dan informasi seputar isu-isu mutakhir sosial politik, khususnya di dunia Islam yang dirangkum dari berbagai sumber, baik nasional maupun internasional.
  2. Media Publikasi : Menerbitkan riset dan penelitian para profesional dan pakar di bidangnya untuk dimanfaatkan masyarakat luas.
  3. Media Edukasi : Menghadirkan berbagai sumber informasi dan bacaan  yang edukatif dan inovatif kepada pembaca dengan prinsip menjunjung tinggi perbedaan dalam bingkai kebinnekaan dan  toleransi sesuai semangat keislaman serta keindonesiaan yang berdasarkan Pancasila.

HIRAMEDIA KONTAK : hiramedia45@gmail.com

Close Ads Here
Close Ads Here