Terkait kesepakatan program Nuklir Iran, Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf mengatakan dilansir aljazeera.net, Minggu (21/06/2020) bahwa negaranya tidak akan mengizinkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam keadaan apa pun untuk melanggar apa yang disebutnya dalam kerangka kerja yang mengaturnya atau melanggar hukum dan kedaulatan Iran.
Qalibaf menambahkan dalam Twitter Minggu, yang dikutip Kantor Berita Iran (Fars News Agency), bahwa era konsesi di masa lalu telah berakhir. Ia melanjutkan bahwa negaranya menerima kerja sama hanya dengan kerja sama serupa.
Dia juga mengatakan bahwa setiap negosiasi dengan Amerika Serikat harus dari posisi yang kuat, mengingat bahwa negosiasi dengan Washington pada saat ini benar-benar dilarang.
Komentar pejabat Iran itu muncul sebagai tanggapan terhadap resolusi yang diadopsi Dewan Juri Badan Energi Atom Internasional, yang mengharuskan Iran mengizinkan inspektur IAEA memasuki dua situs yang diduga melakukan kegiatan nuklir yang tidak diumumkan di masa lalu, yang melanggar perjanjian 2015 antara Teheran dan kekuatan internasional utama.
Dalam konteksnya, 240 anggota parlemen Iran mengeluarkan pernyataan hari ini yang mengecam keputusan tersebut, mengingat itu mencerminkan apa yang mereka gambarkan sebagai standar ganda dalam pekerjaan agensi, menurut kantor berita resmi (IRNA).
Direktur IAEA, Rafael Grossi, telah mengatakan sebelumnya bahwa Iran telah mencegah inspektur 4 bulan lalu memasuki situs.
Namun, Iran mengindikasikan bahwa IAEA berusaha untuk memasuki dua situs berdasarkan informasi Israel, yang digambarkannya sebagai tidak dapat diterima, dan juga mengatakan bahwa file badan tersebut mengenai kegiatan masa lalunya telah ditutup.
Menyusul keputusan Dewan Juri IAEA pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan Badan tersebut bahwa setiap keputusan terhadap negaranya akan menyebabkan runtuhnya perjanjian nuklir yang ditarik Amerika Serikat pada Mei 2018, sementara Perancis, Jerman dan Inggris masih terlibat, termasuk di dalamnya, juga Rusia dan Cina.
Zarif mengatakan bahwa Teheran tidak menyembunyikan apa pun dari program nuklirnya, dan bahwa inspektur IAEA telah bekerja di negaranya selama 5 tahun terakhir.
Pada sisi lain, Perancis, Jerman dan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama di mana mereka mengatakan mereka tidak akan mendukung upaya Amerika Serikat untuk menjatuhkan kembali sanksi PBB terhadap Iran, menyusul penerbitan resolusi IAEA yang mengkritik Teheran. ( fath)
sumber : aljazeera.net/agencies
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.