Tea Topping, Tradisi Teh yang Tak Pernah Kosong

Teh Spesial Cita Rasa Tinggi | Dokpri

Penulis : Faqih Ma arif  
Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Tradisi tea tapping merupakan salah satu bentuk rasa sopan bagi tamu yang berkunjung ke tempat saudara atau kantor di Tiongkok. Semakin sering mengisi teh, maka akan semakin lama kita duduk dan bencengkerama dengan tamu, sebagai rasa ungkapan terimakasih tamu, mereka akan melatakkan gelas dengan cara menepuk mejanya.

Mengupas balik sejarah
Budaya meminum teh tercatat sudah dilakukan 3000 tahun sebelum masehi, yaitu pada zaman Kaisar Shen Nung. Tujuannya adalah sederhana, yaitu agar mendapatkan ketenangan pada saat meditasi yang pada akhirnya berkembang menjadi beragam acara ritual.

Selanjutnya pada abad ke 15, meminum teh berkembang menjadi salah satu agenda rutin untuk membahas berbagai hal tentang kehidupan. Banyak yang meyakini bahwa dengan meminum teh akan memperpanjang umur, menetralisir kadar lemak dalam darah, melancarkan membuang air seni, dan lain sebagainya.

Mempererat silaturahim
Meminum teh yang kemudian menjadi budaya dan dikenal luas di dunia, kemudian berkembang menjadi salah satu adat atau kebiasaan masyarakat setempat. Bahkan Tiongkok mengklaim bahwa teh yang diproduksi oleh negaranya jauh lebih baik dibandingkan dengan teh yang dikonsumsi oleh masyrakat Jepang. Adapun melalui media meminum teh, masyarakat Tiongkok memanfaatkannya untuk aktivitas sosial budaya sebagai berikut:

Tanda penghormatan, dalam budayanya, anak muda menyajikan teh kepada orang tua sebagai suatu kehormatan. Menurut cerita, pada masa lalu penyajian teh khusus bagi mereka yang derajat sosialnya lebih rendah kepada mereka yang kasta nya lebih tinggi.

Namun, kebiasaan ini rupanya sudah mulai surut, karena ketika saya menghadap seorang supervisor, beliau justru menyajikan teh untuk saya sebagai rasa penghormatan telah datang murid barunya dari negara lain.

Acara penting keluarga, di beberapa restoran yang pernah saya kunjungi, saya banyak menyaksikan satu keluarga pergi ke restoran untuk sekedar minum teh. Beberapa hari tertentu sangat ramai bahkan banyak dari mereka menjadikannya sebagai agenda rutin. Agenda ini menjadi daya tarik tersendiri karena dengan meminum teh dapat merajut kembali silaturahim.

Sebagai tanda meminta maaf, ini dilakukan untuk orang yang sudah merasa bersalah dalam melakukan sesuatu. Orang yang sudah merasa bersalah biasanya menyajikan teh sebagai media untuk Kembali merajut persahabatan dan permintaan maaf.

Ucapan terimakasih, ungkapan terimakasih sangatlah sederhana. Pemberian secangkir teh hangat tanpa gula merupakan salah satu wujud rasa terimakasih atas jasa atau bantuan yang telah dilakukan seseorang kepada orang lain. Kalau mau berterimakasih kepada rekan kita di Tiongkok, berilah teh agar mereka semakin di hormati.

Harga teh yang fantastis
Ketika saya pertama kali datang ke Beijing, KBRI Beijing mengadakan seminar tentang peluang bisnis yang dapat dikembangkan antara Indonesia-Tiongkok. Waktu itu, narasumbernya adalah dari Atase Perdagangan dan pebisnis tanah air yang telah berpengalaman dikancah internasional.

Berdasarkan pemaparan dari pengusaha salah satu produsen ternama tanah air itu, tidaklah gampang untuk mengembangkan bisnis di negara tirai bambu. Beliau menjelaskan tentang bagaimana sulitnya menembus pasar karena sebagian besar warga di Tiongkok lebih menyukai teh di bandingkan dengan kopi.

Awalnya saya tidak mengerti apa yang dimaksud, setelah beberapa semester saya jalani, ternyata hampir semua mahasiswa gemar meminum teh. Teh yang disajikan berasal dari berbagai jenis, ada yang bunga, dan lain-lain. Ketika saya harus lembur setiap hari di musim dingin pun, tempat air minum untuk umum penuh dengan teh yang sudah disiapkan oleh mahasiswa untuk menemani lembur.

Sebagai rasa penasaran, sayapun pergi ke pusat perbelanjaan yang mana disana banyak menyediakan berbagai jenis teh di dalamnya. Tidak terbayangkan, harga yang dibanderol adalah berkisar dari Rp100 ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Semakin berkelas orangnya, semakin aneh bentuk teh nya dan juga rasanya.

Dari sini saya mengambil kesimpulan, jika akan menjalin mitra bisnis dan cepat berkembang, jangan menjual kopi atau teh di negeri tirai bambu. Karena mereka kurang menyukai kopi, dan jika akan eksport teh pun mereka sudah jauh lebih memiliki berbagai macam jenis dan rasanya.

Memberi sebagai penghormatan
Dalam rangka untuk menghormati pembimbing, saya pun membawa teh khusus dalam jumlah besar untuk supervisor saya. Dengan harapan, mereka akan mencoba teh dari Indonesia yang tentunya tidak kalah dengan mereka.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya, pembimbing saya juga memberikan teh yang saya juga baru tahu bentuknya, setelah saya berusaha usil dengan menanyakan kepada pedagang disana, ternyata teh yang diberikan itu harganya sangat fantastis.

Meskipun pada akhirnya teh yang saya berikan tidak dikonsumsi, namun pembimbing menganggap bahwa saya sudah menghormati beliau dengan memberikan teh spesial dari Indonesia.

Teh kurang dihargai
Budaya meminum teh itupun saya ikuti. Saya pulang di tiap semester tentunya membawa teh khusus dari Beijing. Namun, teh  spesial yang saya berikan itu dianggap biasa saja. Padahal teh yang saya berikan itu selain harganya lumayan, juga merupakan salah satu penghormatan bagi orang yang lebih tua, sekaligus untuk menyambung silaturahim karena sudah lama tidak bertemu.

Kecewa? “iya”, namun saya juga menyadari bahwasanya setiap orang tentunya memiliki mindset yang berbeda. Mereka kurang menghormati karena belum tahu maknanya. Beberapa diantaranya hanya memandang itu sebelah mata.

Teh hijau spesial yang saya bawakan dari Beijing memiliki banyak khasiat, namun karena sudah banyak yang abai, saya pun mengkonsumsinya bersama keluarga besar, sebagai bentuk rajutan silaturahim yang biasanya hanya dilakukan di Idul Fitri saja.

Khusus orang tua
Di Indonesia, kebanyakan orang beranggapan bahwa meminum teh itu tidak sehat. Bahkan Sebagian besar teh dikonsumsi oleh orang yang sudah berusia lanjut.

Teh yang disajikan pun harus kental dan menggunakan gula di penyajiannya. Sementara di Beijing, orang meminum teh tanpa menggunakan gula, semua kalangan mengkonsumsi teh, tidak terkecuali usia remaja.

Sebaiknya, anggapan bahwa teh khusus untuk orang tua tentunya harus dihilangkan, karena sejatinya meminum teh juga dapat menghangatkan badan, dan membuat tubuh kita menjadi lebih sehat, tentunya dengan mengkonsumsi tanpa gula.

Silaturahim dapat dilakukan dengan berbagai cara. Meminum teh adalah salah satu media penyambung silaturahim antara Professor dengan mahasiswa, antara  yang muda dan yang tua, dan sebagai bentuk penghormatan tamu negara yang telah diterapkan ribuan tahun yang lalu.

Tea tapping jarak jauh
Tea tapping jarak jauh ditengah pandemi covid-19 bisa kita lakukan dengan menggunakan jejaring media sosial. Kita dapat berkirim foto satu sama lain, mengirimkan video ketika menuang dan meminumnya. Sebagai wujud kasih sayang dan silaturahim, kita juga dapat mengirimkannya melalui paket kepada orang yang lebih tua, atau kolega kita dikantor. Karena saya yakin, teh masa kini bisa dijadikan media pemersatu dikala pandemi.

Sebagai penutup, saya mengutip kata bijak dari seniman terkenal di era tahun 1961-an, beliau adalah  Iwan Fals dengan ungkapan sebagai berikut:

Dari kebudayaan bisa saja kita berbeda, Dari agama dan warna kulit bisa juga berbeda, Seharusnya perbedaan ini tak membuat jadi berbeda, Kenyataan sudah membuktikan soal kita sama.

Tea Tapping, media silaturahim di kala pandemi. “Setuju?”

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1  2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Dua Kali Dalam Seminggu, Suriah Gagalkan Serangan Israel di Aleppo

Tue May 5 , 2020
Share […]
Tentang Hiramedia: Tea Topping, Tradisi Teh yang Tak Pernah Kosong

Sebagai Web/Blog :

  1. 1.Media Informasi : Menyampaikan gagasan, ide dan informasi seputar isu-isu mutakhir sosial politik, khususnya di dunia Islam yang dirangkum dari berbagai sumber, baik nasional maupun internasional.
  2. Media Publikasi : Menerbitkan riset dan penelitian para profesional dan pakar di bidangnya untuk dimanfaatkan masyarakat luas.
  3. Media Edukasi : Menghadirkan berbagai sumber informasi dan bacaan  yang edukatif dan inovatif kepada pembaca dengan prinsip menjunjung tinggi perbedaan dalam bingkai kebinnekaan dan  toleransi sesuai semangat keislaman serta keindonesiaan yang berdasarkan Pancasila.

HIRAMEDIA KONTAK : hiramedia45@gmail.com

Close Ads Here
Close Ads Here