Arab Saudi Kaji Aturan “Tanpa Mahram” Bagi Peziarah Perempuan

Jamaah Umrah Indonesia Ziarah di Gunung (Jabal) Uhud, Madinah/Fath

JEDDAH: Setelah pemerintah Arab Saudi memberikan kemudahan visa online kepada 49 negara untuk kunjungan wisata beberapa minggu lalu, kini pemerintah, utamanya Urusan Umrah dan Haji sedang mempelajari aturan yang akan mengizinkan perempuan untuk melaksanakan umrah atau haji tanpa mahram.

Seperti dilansir Arabnews (19/10/2019), Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sedang melakukan studi untuk mengeluarkan visa kunjungan untuk tujuan wisata dan Umrah yang memungkinkan perempuan tanpa mahram.

Dengan peraturan itu, perempuan dapat diizinkan untuk melakukan ibadah haji / umrah tanpa wali laki-laki dengan berbagai pilihan visa. Selama ini, perempuan diminta untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk melakukan ziarah dengan mahram (wali laki-laki.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr. Mohammed Saleh Benten menyetujui pembaruan untuk layanan Umrah setelah pertemuan dengan Komite Nasional untuk Haji dan Umrah guna membahas pembaruan peraturan dan instruksi untuk agen-perusahaan-perusahaan Umrah.

Pembaruan Kementerian juga termasuk memberi fleksibilitas yang lebih besar kepada para peziarah dalam hal transportasi, sehingga mereka dapat mengakases di portal yang memungkinkan umat Islam di seluruh dunia untuk mengajukan paket Umrah secara digital.

Diberitakan, hampir 1,1 juta orang menggunakan portal online dalam fase uji coba tahun lalu, sehingga memungkinkan mereka untuk memilih di antara lebih dari 30 perusahaan yang menyediakan layanan perjalanan, akomodasi, dan kebutuhan lainnya untuk perjalanan ke Mekah dan Madinah.

Sekitar dua minggu lalu, Otoritas Pariwisata menyetujui langkah-langkah baru, termasuk mengizinkan akomodasi hotel untuk wanita tanpa mahram, dan untuk orang asing tanpa terikat oleh daftar keluarga.

Akhir bulan lalu, Arab Saudi mengumumkan aktivasi “visa turis” untuk pertama kalinya, sehingga warga negara dari 49 negara dapat memperolehnya secara elektronik dalam waktu singkat tidak lebih dari tujuh menit.

Menurut Aljazeera.net mengutip kantor Berita Anatolia, pihak berwenang bertujuan untuk menarik 100.000 pengunjung per tahun pada tahun 2030, dimana sejauh ini sebagian besar kedatangan orang asing terbatas pada pekerja tetap, keluarga mereka, pengusaha dan peziarah yang menerima visa khusus untuk mengunjungi Mekah dan Madinah. (fath)

Sumber : Arabnews,Aljazeera.net/Anatolia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Delegasi TNI Kunjungi Koalisi Anti Terorisme di Riyadh

Thu Oct 24 , 2019
Share on Facebook […]