Kiri-Kanan : Nabil Karaoui dan Kais Saed /Foto Assahabnews.tn
Tunisia menyelenggarakan pemilihan Presiden secara langsung kedua kalinya Minggu (15/9/2019) setelah “Revolusi Jasmine” 2011 yang menjatuhkan rezim Presiden Zine El-Abidin Ben Ali. Pemilihan Presiden kali ini merupakan pemilihan dini setelah wafatnya Presiden, Beji Caid Essebsi, 25 Juli 2019 lalu.
Rakyat Tunisia berbondang-bondong memberikan hak suaranya untuk memilih kandidat Presiden pada putara pertama yang berjumlah 26 orang, baik dari kalangan partai maupun independen.
Menurut pemunguman resmi Lembaga Tinggi Pemilihan Umum Tunisia seperti dilansir Assahabnews.tn, Minggu (15/9/19), partisipasi pemilih pada pemilihan Presiden Tunisia pada putara pertama mencapai 45,20% (dalam negeri,) dan (27,4%) di luar negeri. Sebagai catatan, tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan Presiden 2014 mencapai 64 %.
Menurut lembaga survie Sigma Conseil, Pada pemilihan Presiden kali ini, sejumlah politisi independen yaitu Kais Saed ( 19.50 %) dan Nabil Karaoui (15,5 %) memperoleh suara mengejutkan, menumbangkan kandidat dari kalangan partai-partai besar dan politisi senior misalnya ; Moucef Marzouki (mantan Presiden (2011-2014), Youssef Chahed (Perdana Menteri), Abdel Karim Zbidi (Menteri Pertahanan) dan Abdel Fattah Mouro, salah satu tokoh pendiri partai Annahdah, dengan perolehan suara 11, %.
Sesuai undang-undang pemilu di Tunisia, apabila tidak terdapat kandidat yang mencapai lebih dari 50 % suara, maka dua kandidat yang memperoleh suara terbanyak pada putaran pertama akan berlanjut pada putaran kedua pada bulan Oktober atau November 2019 mendatang.
Walaupun Lembaga Pemilihan Umum Tunisia belum mengumumkan secara resmi hasil pemungutan suara, banyak pengamat memprediksi Kais Saed (61 tahun) seorang akademisi dan Nabil Karoui (56 tahun), seorang politisi-pengusaha akan “head to Head” pada pemilihan putaran kedua. (Fath)