Menlu Iran Javad Zarif/Wikipedia.org
Hiramedia: Menjelang berakhirnya masa tugas pemerintahan Presiden Donald Trump, Hubungan AS Israel dan Iran terus memanas, terutama setelah normalisasi hubungan doplomatik negara-negara Arab dengan Israel yang dimediasi AS di bawah pemerintahan Presiden Trump. Hal ini semakin mempengaruhi situasi keamanan di kawasan.
Apakah Israel berencana untuk memicu perang AS-Iran sebelum kepergian Donald Trump dari Gedung Putih?
Melalui akun twiternya, Javad Zarif@JZarif, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengklaim pada hari Sabtu bahwa di Irak “agen-provokator Israel sedang merencanakan serangan terhadap orang Amerika (untuk membuat) Trump terikat dengan casus belli palsu.”
Komentarnya muncul setelah dia menuduh pada hari Kamis Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk mengarang “dalih perang” setelah Trump menyalahkan Teheran atas serangan roket di kedutaan AS di Baghdad pada 20 Desember 2020 lalu.
Berhati-hatilah dengan jebakan, kata Zarif kepada Trump lewat tweet. Ia mengatakan bahwa setiap kembang api akan menjadi bumerang yang buruk, terutama terhadap BFF yang sama.
Ketegangan telah meningkat menjelang peringatan pembunuhan Soleimani, dengan dua pembom B-52 AS baru-baru ini terbang di atas wilayah tersebut.
Laporan intelijen seperti disampaikan Zarif menunjukkan bahwa Israel merencanakan sebuah serangan terhadap pasukan AS di Irak untuk memprovokasi terjadinya perang antara AS dan Iran menjelang masa akhir tugas Presiden Donald Trump.
berikut tautan link tweet Javad Zarif. https://twitter.com/JZarif/status/1345370089063915523
New intelligence from Iraq indicate that Israeli agent-provocateurs are plotting attacks against Americans—putting an outgoing Trump in a bind with a fake casus belli. Be careful of a trap, @realDonaldTrump. Any fireworks will backfire badly, particularly against your same BFFs.10:03 pm · 2 Jan 2021·Twitter Web App