Ismail Haneyeh, Pemimpim Gerakan – HAMAS – Palestina/Wikipedia.org
Hiramedia : Kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina ( Hamas), Ismail Haniyeh, mengatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel adalah tikaman berbahaya di belakang rakyat Palestina, kesalahan politik yang snagat besar, dan perilaku yang merugikan kepentingan bangsa dan keamanan nasionalnya secara nyata dan strategis.
Pesan ini disampaikan Haniyeh kepada para pemimpin lebih dari 30 negara Arab dan Islam. Pernyataan yang dikeluarkan Hamas seperti dikutip aljazeera.net (24/12/2020) itu tidak mengungkapkan identitas pemimpin yang menerima pesan – surat tersebut.
Dalam pesannya, Haniyeh mengatakan bahwa Hamas telah mengikuti dengan penyesalan dan ketidaksetujuan, kesepakatan menormalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dan entitas Zionis di bawah naungan pemerintah AS. Ia menekankan bahwa gerakan Hamas mempertimbangkan dengan bahaya setiap langkah normalisasi tersebut dengan pendudukan Israel di dunia Arab dan Islam.
Pemimpin Hamas menegaskan bahwa Israel akan tetap menjadi musuh bersama dan pertama dari seluruh bangsa Arab dan Islam. Menurutnya, normalisasi hubungan dengan Israel merupakan pelanggaran besar dalam keamanan nasional dan pelanggaran konsensus Arab dan Islam, dan pelanggaran norma, piagam, dan keputusan yang dikeluarkan oleh Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Dia menambahkan, satu-satunya yang diuntungkan dari jalur normalisasi adalah Israel itu sendiri, sedangkan yang paling merugi adalah negara-negara yang melakukan normalisasi tersebut.
Haniyeh mengatakan bahwa pembenaran yang diajukan dan dipasarkan oleh negara-negara yang melakukan normalisasi tentang keuntungan bagi rakyat kita dari penyelesaian perjanjian normalisasi dengan musuh, secara politis, manusiawi dan strategis sangat lemah, dan tidak memiliki keuntungan nyata.
Selama beberapa bulan terakhir, 4 negara Arab mengumumkan normalisasi hubungan mereka dengan Israel, yaitu UEA, Bahrain, Sudan dan Maroko. Selain negara-negara Arab, Yordania dan Mesir telah mengikat perjanjian damai dengan Israel, masing-masing sejak tahun 1994 dan 1979. ( fath)
sumber : aljazeera.net