Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem menjawab pertanyaan dari media di London./Wikipedia.org
Hari ini, Senin, (16/11/2020) Kantor Berita Suriah dan TV Suriah mengumumkan kematian Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Walid al-Muallem.
Kantor tersebut seperti dilansir aljazeera.net (16/1172020), mengatakan “Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat berduka atas kematian Menteri Luar Negeri Walid al-Muallem,” dan tidak menyebutkan secara rinci penyebab kematian guru tersebut dalam beritanya.
Al-Muallem yang telah berkiprah dalam dunia diplomasi sebagai Diplomat Suriah merupakan figur penting yang kerap muncul dengan eskalasi perkembangan dalam revolusi Suriah sebagai front untuk rezim Suriah. Dalam berbagai pernyataan pers dia selalu tampil berusaha untuk membela pendapat rezim, dan bekerja untuk mengecilkan apa yang disaksikan negaranya dan menghubungkannya dengan apa yang dia anggap sebagai konspirasi yang menargetkan Suriah karena sikap keengganannya terhadap perjuangan Palestina.
Al-Muallem, lahir di Damaskus pada tahun 1941, kemudian menempati berbagai posisi tanggung jawab di Kementerian Luar Negeri Suriah, yang ia tekuni mulai tahun 1964, setelah memperoleh gelar BA bidang ekonomi dari Universitas Kairo pada tahun 1963.
Dia bekerja dalam misi diplomasi negaranya di Tanzania, Arab Saudi, Spanyol dan Inggris, sebelum mengambil posisi sebagai duta besar Suriah untuk Rumania mulai tahun 1975. Kemudian, ia kembali ke Damaskus untuk mengembanl beberapa tugas dan tanggung jawab di Kementerian Luar Negeri, sampai dia diangkat pada tahun 1990 sebagai Duta Besar Suriah untuk Amerika Serikat hingga 1999.
Diberitakan bahwa selama periode itu, Al-Muallem memainkan peran penting, mulai dari konferensi pasca perdamaian di Madrid, hingga pertemuan Menteri Luar Negeri Suriah Farouk Al-Sharaa dan Perdana Menteri Israel saat itu Ehud Barak pada tahun 1999.
Pada awal milenium baru, al-Muallem diangkat sebagai asisten menteri luar negeri, kemudian menjadi wakil menteri luar negeri pada tahun 2005, dan tanggung jawabnya adalah wakil menteri luar negeri, termasuk hubungan dengan Lebanon, dan dia melakukan banyak kunjungan ke Beirut sebelum pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang mengakibatkan penarikan pasukan Suriah dari Lebanon. .
Pada 11 April 2006, al-Muallem mengambil alih posisi Kementerian Luar Negeri, dan berkontribusi untuk menghubungkan hubungan baru dengan sejumlah pemerintah Barat, sebelum hubungan kembali ketegangan dengan dimulainya revolusi Suriah pada tahun 2011 dan penindasan yang dihadapi oleh rezim tersebut.
Pada Agustus 2011, Al-Muallem dimasukkan dalam daftar tokoh Suriah yang terkena sanksi AS, dan yang melarang transaksi keuangan dengan mereka. Uang mereka di bank Amerika atau di tanah Amerika disita, dan itu tercakup dalam sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa pada simbol dan figur penting dari rezim Assad, yang mengatur pembekuan aset. Larangan perjalanan ke beberapa negara. ( fath)
Sumber: Agensi /Aljazeera.net