Mohammed bin Zayed (kiri), Donald Trump dan Benjamin Netanyahu/Fath via al-jazeera.net
Hiramedia : Negara-negara Barat menyambut baik perjanjian normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel, yang diumumkan kamis, (13/8/2020) oleh Presiden AS Donald Trump, sementara perjanjian tersebut dikritik oleh Iran dan Turki.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memuji keputusan UEA dan Israel untuk menormalisasi hubungan, dan mengatakan bahwa apa yang terjadi adalah “kabar baik.” Pejabat Inggris itu menambahkan bahwa keputusan normalisasi dan perjanjian untuk menangguhkan aneksasi tanah di Tepi Barat “adalah langkah menuju Timur Tengah yang lebih damai.”
Sementara itu, Kandidat Presiden AS dari partai Demokrat Joe Biden, memuji perjanjian perdamaian Emirat-Israel, dengan mengatakan bahwa perjanjian itu “menjembatani perpecahan yang terjadi di Timur Tengah.” ia menambahkan bahwa perjanjian bersejarah antara UEA dan Israel Obama merupakan hasil kerja keras pemerintah AS yang terus menerus, termasuk pemrintahan Bacarak Obama melalui inisiatif perdamaian “Arab Peace Initiative. “
Sambutan PBB
Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres seperti dilansir aljzeera.net (13/8/2020) mengatakan bahwa Guterres menyambut baik “setiap inisiatif yang dapat mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah.”
Di sisi lain, Iran dan Turki mengutuk perjanjian Emirat-Israel. Amir Abd al-Lahian, asisten juru bicara Parlemen Iran untuk urusan internasional, menyatakan bahwa normalisasi Emirat dengan Israel “tidak menjaga perdamaian, melainkan melayani kejahatan Israel.”
Dia menambahkan dalam tweet kepadanya di Twitter bahwa UEA “membuat kesalahan strategis dengan menormalisasikannya dengan Israel, dan akibatnya akan buruk karenanya. Perilaku Abu Dhabi tidak dapat dibenarkan dan sama saja dengan meninggalkan perjuangan Palestina.”
Mengomentari perjanjian Emirat-Israel, juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim berkata, “Sejarah akan menulis bahwa mereka yang mengkhianati rakyat Palestina dan perjuangan mereka adalah pihak yang merugi.” ( Fath)
Sumber: Agensi /aljazeera.net