Serangan AS menargetkan Lokasi Kelompok Gerakan Hizbullah Irak/Aljazeera
Baghdad : Seorang pejabat di Gerakan Rakyat Irak mengatakan seperti dilansir aljazeera.net (30/12/2019) bahwa jumlah korban tewas akibat pemboman Amerika atas lokasi Brigade Hizbullah Irak naik menjadi 25. Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan bahwa para pejabat membahas opsi lain dengan Presiden Donald Trump, kecaman Irak atas serangan itu berlanjut.
Dilaporkan mengutip sebuah sumber bahwa di antara korban tewas dalam serangan tersebut adalah seorang komandan Brigade ke-45 Brigade Hizbullah Irak.
Kepala Direktorat Pergerakan, Jawad Kadhim al-Rabaiwi, menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa 51 pejuang Batalion lainnya terluka oleh pemboman Amerika. Ia mengindikasikan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah sebagai akibat dari cedera parah dan luka-luka dalam kondisi kritis.
Sebelumnya Ahad (29/12/2019), Kementerian Pertahanan Irak mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa dua lokasi batalion di daerah Hutan Salloum dan Harash, sebelah barat Anbar, menjadi sasaran tiga serangan udara Amerika.
Tetapi Menteri Pertahanan AS Mark Esber mengatakan bahwa F-15 telah membom lima sasaran, tiga di Irak barat, dan dua di Suriah timur, yang menunjukkan bahwa mereka merupakan komando dan mengendalikan fasilitas atau gudang senjata.
Tindakan ofensif
Kantor Berita, Reuters mengutip Esber seprti dilansir aljazeera.net, mengatakan bahwa Washington telah mengambil langkah ofensif pada hari Minggu terhadap kelompok yang disponsori Iran.
Dia menambahkan bahwa serangan itu berhasil, dan bahwa para pejabat membahas opsi lain dengan Presiden Trump.
Esber tidak mengesampingkan kemungkinan adanya gerakan tambahan di wilayah itu. “Kami akan mengambil langkah-langkah tambahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa kami bertindak untuk membela diri dan untuk mencegah perilaku buruk dari kelompok-kelompok bersenjata,” katanya.
Sementara itu, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan, “Apa yang kami lakukan adalah memberi tanggapan tegas , sehingga apa yang dikatakan Presiden Trump beberapa bulan yang lalu menjadi jelas, bahwa kami tidak akan berdiam diri di depan tindakan Iran untuk membahayakan pria dan wanita Amerika.”
Mark Kimmitt, mantan wakil komandan pasukan Amerika di Irak, mengatakan bahwa serangan Amerika terhadap tempat kerumunan massa di Irak datang sebagai tanggapan atas pembunuhan seorang kontraktor Amerika dan melukai tentara lain beberapa hari yang lalu.
Kimmitt menambahkan dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera bahwa respons Amerika itu tepat, karena itu menunjukkan kepada Brigade Hizbullah dan yang lainnya bahwa mereka tidak dapat melakukan apa pun kapan saja dan dengan cara apa pun, seperti yang ia katakan. ( Fath)
Sumber : aljazeera.net/Reuters