AS dan Kelompok Houthi Sepakat Redakan Ketegangan Demi Akses Kemanusiaan di Yaman

Sana’a/Washington, 7 Mei 2025 – Amerika Serikat dan kelompok Houthi yang berbasis di Yaman dikabarkan telah mencapai kesepakatan sementara yang bertujuan untuk membuka jalur akses kemanusiaan ke wilayah-wilayah terdampak konflik di Yaman utara. Kesepakatan ini diperoleh setelah serangkaian negosiasi tak langsung yang dimediasi oleh Oman dan PBB dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam pernyataan resminya, Departemen Luar Negeri AS menyebut bahwa kesepakatan ini mencakup jaminan keamanan bagi pengiriman bantuan medis dan pangan ke wilayah yang dikuasai Houthi, serta komitmen dari pihak Houthi untuk tidak menyerang konvoi kemanusiaan internasional. Sebagai imbalannya, AS menyetujui pelonggaran sementara terhadap beberapa sanksi terbatas untuk memungkinkan penyaluran bantuan lebih cepat dan efisien.
“Kesepakatan ini adalah langkah awal penting untuk meringankan penderitaan rakyat Yaman,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller. “Kami akan terus mengawasi pelaksanaannya dengan cermat dan mendorong solusi damai jangka panjang.”
Di pihak Houthi, juru bicara resmi Mohammed Abdulsalam mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memberikan jaminan keamanan kepada lembaga-lembaga kemanusiaan dan menyambut baik “langkah-langkah konstruktif” dari Washington. Ia menekankan bahwa pembukaan jalur bantuan harus menjadi awal menuju pengakhiran penuh “agresi dan blokade terhadap rakyat Yaman.”
Meski kesepakatan ini belum mencakup gencatan senjata permanen, para analis menilai hal ini dapat menjadi fondasi untuk pembicaraan damai yang lebih luas antara Houthi dan koalisi pimpinan Saudi, yang mendapat dukungan logistik dari AS.
Konflik di Yaman telah berlangsung sejak 2014 dan menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup. Langkah terbaru ini disambut positif oleh PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan, meskipun mereka menegaskan bahwa implementasi di lapangan akan menjadi tantangan utama. (HR)