Abdallah Hamdok at the World Hydropower Congress 2017 organised by the International Hydropower Association in May 2017/en.Wikipedia.org
WASHINGTON (Reuters) – – Setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Sudan berencana untuk bertukar Duta Besar setelah vakum selama 23 tahun, pada hari Kamis (5/12/2019) sebagai sinyal terbaru peningkatan hubungan antara kedua negara.
Hubungan antara Washington dan Khartoum telah meningkat sejak penggulingan mantan Presiden Omar al-Bashir pada bulan April lalu dan pembentukan pemerintahan transisi sipil pada bulan Agustus.
Pengumuman itu menyebutkan bahwa kedua negara akan mulai bertukar duta besar lagi selama kunjungan pertama Perdana Menteri Sudan Abdullah Hamdok ke Washington pada hari Rabu (4/12/2019).
“Resolusi itu merupakan langkah penting ke arah penguatan hubungan AS-Sudan, terutama dengan pemerintah transisi yang dipimpin sipil bekerja untuk mengimplementasikan reformasi luas yang termaktub dalam perjanjian politik dan deklarasi konstitusi 17 Agustus 2019,” kata Pompeo dalam sebuah pernyataan yang memuji Hamdok seperti dilansir Kantor Berita Reuters dikutip aljazeera.net.
Hamdok membahas penguatan hubungan antara Amerika Serikat dan Sudan selama pertemuannya di Washington dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, David Hill.
“Konsolidasi hubungan diplomatik internasional merupakan tonggak penting dalam peta pembangunan. Setelah absen selama 23 tahun, senang melihat awal pertukaran duta besar antara Sudan dan Amerika Serikat. Ini adalah langkah penting menuju pembangunan kembali Sudan,” kata Hamdouk dalam akun Twitternya setelah pertemuan tersebut.
Sebagai catatan, hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan rezim Omar al-Bashir, yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 1989 dan mengadopsi pendekatan Islam, mengalami ketegangan. Amerika Serikat marah karena Sudan dituduh menyembunyikan dan menerima pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di negaranya untuk sementara waktu.
Setelah dua serangan terhadap kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada tahun 1998, Amerika Serikat melakukan serangan rudal yang menghancurkan pabrik farmasi Shifa di Sudan dengan tuduhan bahwa pabrik tersebut memproduksi gas syaraf, namun tuduhan tersebut dibantah keras Khartoum. (fath).
Sumber : Reuters, aljazeera.net
.