Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir/Foto/Wikipedia.org
Serangan pesawat tanpa awak terhadap fasilitas perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco 14 September lalu, semakin memperkeruh hubungan Arab Saudi dengan Iran, bahkan situasinya terus memanas.
Atas serangan tersebut, Arab Saudi, Amerika Serikat S dan sejumlah negara Barat lainnya menuding Iran berada dibalik serangan itu, sementara Iran menepisnya.
Menyikapi situasi itu, Arab Saudi akan mempertimbangkan semua opsi, termasuk aksi militer, untuk menanggapi pemboman fasilitas minyak yang dituduhkan kepada Iran, kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi untuk urusan luar negeri, Adel Jubeir.
Dalam sambutannya pada hari Selasa, (24/9/2019), Menteri Jubeir menekankan bahwa Riyadh akan mempertimbangkan semua opsi, termasuk aksi militer, setelah penyelidikan serangan 14 September terhadap fasilitas minyak selesai.
“Kami ingin menghindari perang dengan segala cara, tetapi kami tidak akan duduk diam,” katanya seperti dikutip portal berita Aljazeera.net (24/9/19).
“Orang-orang Iran tidak serius berurusan dengan negosiasi dan mereka ingin sanksi dicabut sehingga mereka dapat terus menunda, ” lanjut Jubeir.
Kelompok Houthi telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap dua fasilitas minyak Saudi Aramco, tetapi Riyadh, Washington dan beberapa ibu kota Barat lainnya mengatakan serangan itu dilakukan oleh Iran. ( fath)
Sumber : Aljazeer.net
https://www.aljazeera.net/news/politics/2019/9/24/%D8%A7%D9%84%D8%
