Presiden Erdogan dan Putra Mahkota KSA Mohammed bin Salman/repro
Hiramedia : Hubungan bilateral kedua negara Turki dan Kerajaan Arab Saudi sempat mengalami ketegangan setelah pembunuhan wartawan senior The Washington Post, Jamal Kasshogi 2 Oktober 2018 lalu saat mengurus dokumen di Konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki.
Putra Mahkota, Mohmmmed bin Salman (MBS) disebut-sebut sebagai dalang dibalik pembunuhan wartawan tersebut, karena Kasshogi kerap mengkritik kebijakan Arab Saudi.
Setelah empat tahun, kebekuan hubungan kedua negara kini tampak mulai mencair. Presiden Erdogan disambut Raja Arab Saudi bin Salman, Kamis (28/2/2022) kemudian melakukan pembicaraan dengan putra mahkota Mohammed bin Salman.
Dilansir aljazeera.net, (29/4/2022), Presiden Turki mengadakan sesi pembicaraan di Royal Peace Palace di Jeddah dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, di mana mereka meninjau hubungan Saudi-Turki dan peluang untuk mengembangkannya di berbagai bidang. Selain itu, keduanya juga membahas perkembangan terkini perkembangan isu-isu regional dan internasional menurut Saudi Press Agency dikutip aljazeera.net
Pesawat Erdogan mendarat di bandara Jeddah pada Kamis malam, dan dia diterima oleh Emir wilayah Makkah Al-Mukarramah, Khaled Al-Faisal, menurut saluran “Al-Ikhbaria” milik pemerintah, jalan-jalan kota dihiasi dengan bendera dari kedua negara.
Sebelum meninggalkan Istanbul, Erdogan mengatakan kepada wartawan, “Kami akan mencoba untuk meluncurkan era baru dan memperkuat semua ikatan politik, militer, ekonomi dan budaya”, sembari menambahkan “Saya berharap kunjungan ini akan memberikan kesempatan untuk memperkuat hubungan berdasarkan rasa saling percaya dan menghormati. .”
Disebutkan kunjungan terakhir Erdogan ke Arab Saudi terjadi pada tahun 2017. Dan pad bulan Februari lalu, Presiden Turki juga melakukan kunjungan resmi pertamanya ke UEA dalam hampir satu dekade, beberapa bulan setelah kunjungan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ke Ankara.
Ankara berharap kunjungan itu akan sepenuhnya mengakhiri boikot tidak resmi yang diberlakukan oleh Arab Saudi terhadap impor Turki pada tahun 2020, di tengah perang kata-kata atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi. Boikot itu mengurangi impor Turki ke kerajaan sebesar 98 persen.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan bahwa ada suasana “sangat positif” menjelang kunjungan. Ia menambahkan bahwa “dasarnya jelas dan siap sehingga kami dapat bekerja lagi secara bersama-sama berkaitan dengan masalah perdagangan, investasi, dan regional.”
sumber : aljazeera.net