International Union of Muslim Scholars (IUMS) Secretary General Ali Al-Qaradaghi/Middle East Monitor
Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional /International Union of Muslim Scholars (IUMS) DR.Ali Muhyiddin Al-Qaradaghi, mambalas kritik Presiden Perancis, Immaneul Macron bahwa Islam saat ini mengalami krisis.
Dilansir aljazeera.net mengutip Kantor Berita Anadolu Agency, Jumát (2/10/2020), Al-Qaradaghi menegaskan bahwa Islam tidak menanggung beban tokoh kartun palsu dari industri Anda sembari menekankan bahwa agama Islam tidak mengalami krisis apa pun.
Cuitan Al-Qaradaghi muncul dalam tweet di akun Facebook-nya (Jumat/2/10/2020) , sebagai tanggapan atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, di mana dia mengklaim bahwa saat ini agama Islam sedang mengalami krisis di semua bagian dunia.
Al-Qaradaghi mengarahkan pidatonya kepada Macron, dengan mengatakan, “Tuan Presiden, jangan khawatir tentang agama kami, karena dia tidak pernah mengandalkan dukungan otoritas, juga tidak mengangkat pedang di hadapan orang-orang yang menentangnya untuk mengenakan panji.”
Dia menambahkan, “Islam adalah abadi, fakta eksistensial yang memiliki solusi untuk masalah yang sulit diselesaikan oleh pihak berwenang. Ini adalah agama Tuhan dan bukan sistem pemerintahan yang bergantung pada suasana hati para pemilih dan tidak memalsukan kesadaran. Secara konstan, Islam hadir dengan akal, bukti dan perlindungan umat manusia.”
Dan dia melanjutkan, Islam adalah tempat kebebasan terbaik yang Anda temukan, walaupun penganiayaan itu muncul dari para (penguasa) tiran.
Ia melanjutkan, “Agama kami tidak mengalami krisis dan tidak akan berlangsung, karena Islam bukanlah buatan manusia untuk takut pada kekerasan. Islam dan cukup bernapas meskipun ada intrik orang lain, dan terlepas dari Islamofobia, kami tidak takut dengan agama kami dan kami, wahai Presiden, tidak membutuhkan siapa pun yang melihat kami dalam keadaan krisis.
Dan dia menambahkan, “Sebaliknya, kami mengatakan kepada Anda: Masa depan adalah (milik) agama Islam. Kami takut akan masa depan masyarakat yang menjadikan agama dan kesucian orang lain sebagai sasaran yang terencana. Kami justru khawatir dari pihak berwenang yang kecanduan menjadikan masyarakat sebagai musuh mereka.”
Perang agama
“Kami memiliki belas kasihan pada seorang penguasa yang masih dalam krisis dan momok perang agama, yang hidup di abad pertengahan dan kami berada di abad kedua puluh satu,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa jika ada krisis yang nyata, itu karena standar ganda beberapa politisi Barat, dan kami menyarankan Anda bahwa mereka yang memimpin kendali kekuasaan di (sebagian negara) dunia Arab dan Islam adalah mereka yang Anda ciptakan atau merupakan kudeta yang Anda berkati hingga mereka mencapai kekuasaan di atas tengkorak – kerangka orang-orang yang tak berdosa.
Dan dia melanjutkan, “Tuan Presiden Macron: Anda berada dalam krisis, krisis moral, kemanusiaan dan kemunduran politik, dan Islam tidak dapat menanggung beban para pemimpin kartun palsu yang menciptakan krisis dengan sponsor Anda.”
Presiden Prancis pernah mengatakan bahwa Islam saat ini sedang mengalami krisis di mana-mana di dunia, dan bahwa Prancis harus menghadapi apa yang dia gambarkan sebagai isolasionisme Islam yang berupaya membangun pemerintahan partisan dan menyangkal Republik Prancis.
Macron mengumumkan – dalam pidatonya di barat Paris – kebijakannya menentang apa yang disebutnya “militansi Islam yang menggunakan kekerasan sebagai pendekatannya.”
Presiden Prancis mengusulkan RUU yang menentang “pemisahan emosional” dengan tujuan “memerangi mereka yang menggunakan agama untuk mempertanyakan nilai-nilai Republik,” . Pernyataan tersebut dinilai sebagai penargetan komunitas Muslim secara khusus menarget komunitas muslim. (Fath)
Sumber: Anadolu Agency via aljazeera.net
