Iran Selenggarakan Pemilu Parlemen

Pemilihan anggota Parlemen Iran tengah berlagsung dan tempat pemungutan ditutup pada tengah malam, Jumat ( 21/2/2020) waktu setempat setelah memperpanjang waktu pemungutan suara selama beberapa jam untuk meningkatkan jumlah pemilih yang rendah. Demikian aljazeera melansir pemberitaan mengenai pemilihan Parlemen di Iran.

Diberitakan bahwa pihak berwenang mengumumkan dimulainya operasi penyaringan, dan diharapkan untuk tidak mengumumkan hasil akhir sebelum Minggu depan.

Sebelum perpanjangan pemungutan suara, seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri memperkirakan jumlah pemilih sekitar 11 juta dari total 58 juta yang memenuhi syarat untuk memilih di parlemen yang beranggotakan 290 orang.

Tetapi Fars News Agency, yang dekat dengan pemerintah, mengatakan bahwa persentasenya sekitar 40% di seluruh negeri, sekitar pukul 6 sore, yang merupakan waktu ketika TPS ditutup sebelum diperpanjang selama berjam-jam.

 
Antrian panjang terbentuk di depan tempat pemungutan suara selatan Teheran, di mana kaum konservatif memiliki basis pemilihan yang solid. Sementara jumlah pemilih lebih rendah di utara ibukota, yang sebelumnya telah dipilih oleh mayoritas untuk Presiden moderat Hassan Rouhani dalam pemilihan presiden 2013 dan 2017.

Pemilihan Iran bertepatan dengan penemuan infeksi virus Corona baru (Cov-19) di negara itu, yang mengakibatkan kematian empat orang dan menyebabkan kepanikan di antara penduduk.

Kantor-kantor berita melaporkan bahwa orang Iran enggan memberikan suara karena kekecewaan mereka terhadap kinerja para politisi, di tengah pengangguran yang tinggi dan kondisi kehidupan yang sulit.


menurut laporan Kantor berita Reuters bahwa kaum konservatif yang setia kepada Pemimpin Tertinggi kemungkinan akan menyapu pemilihan parlemen, yang memperkuat cengkeraman mereka pada kekuasaan pada saat Teheran menghadapi tekanan yang meningkat dari Amerika atas program nuklirnya, di samping meningkatnya ketidakpuasan di negara tempat kondisi kehidupan.

Dewan Wali telah mengecualikan 6.850 orang moderat dan konservatif
Terkemuka dalam pemilihan karena berbagai alasan, termasuk “korupsi dan ketidaksetiaan pada Islam”.

Perlu dicatat bahwa ekonomi Iran terpukul keras setelah Washington menarik diri dari Kesepakatan nuklir 2018 lalu yang kemudian menimbulkan ketegangan antara Teheran dan AS, yang menyebabkan kesulitan hidup yang meluas di kalangan rakyat Iran.
 
Ketegangan semakn meningkat tajam antara Iran dan Amerika Serikat sejak kematian Qassem Soleimani, komandan Pasukan Garda Revolusi Iran, dalam serangan udara AS dengan drone di Baghdad pada 3 Januari 2020 lalu.

Sumber: agensi/ Al-Jazeera

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Presiden Erdogan : Jika Menghindar Dari Suriah dan Libya, Kita Akan Membayar Harga Mahal

Sun Feb 23 , 2020
Share on Facebook […]