Political Ecology : Naturalisasi VS Normalisasi

Foto udara suasana wilayah bantaran sungai Ciliwung yang belum dinormalisasi (atas) dan yang sudah dinormalisasi (bawah kanan) di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (5/1/2020).: ANTARA FOTO

Penulis : Agus Supriyadi

Belakangan ini di medsos banyak komentar, status dan gambar gambar tentang situasi banjir di Jakarta saat awal tahun baru lalu. Sepertinya, Banjir, Normalisasi dan Naturalisasi merupakan 3 kata yang akan mendominasi. Kenapa tidak di bahas disaster managementnya! ini urgent, dan lebih bermanfaat saat situasi masyarakat terdampak sedang menunggu kepedulian bersama.

Naturalisasi dan political ecology

Bagi kalangan teknik sipil terutama bidang hidrologi tidak terlalu sulit mungkin menerjemahkan makna dari dua kata ini, bidang engineering memang bidangnya ahli sipil…. What is engineering? That’s the main word? Tergantung sudut pandang anda terjemahan contoh jika kita mencoba mencari terjemahan engineering dengan google translate bisa bermakna teknik atau rekayasa. Nah Naturalisasi dan normalisasi teknik atau rekayasa? Bisa panjang lagi perbedaan pendapatnya.

Tahun 1999 atau 2000 lupa persisnya, saat masih menyelesaikan study di Yogya dulu kampus kedatangan dosen tamu professor dari Karlsruhe yang mempresentasikan tentang pentingnya naturalisasi sungai dan memberikan contoh-contoh kasusnya.

Berawal dari kuliah umum ini lah saat itu saya tertarik menulis paper tugas mata kuliah hidrologi waktu itu dengan case study banjir rob Semarang dan Jakarta. Salah satu solusi pertama adalah dengan mengurangi banjir adalah dengan memperlambat aliran sungai yang bermuara di daerah Jakarta dan Semarang dengan mengharapkan tentunya terjadi resapan sepanjang aliran dan debit di hilir bisa lebih terkontrol.

Langkah yang paling baik dalam upaya memperlambat aliran air adalah dengan memanfaatkan kondisi trase aliran sungai yang secara naturalnya memang terbentuk sedemikian rupa sehingga dengan mengandalkan gravitasi mengalirkan air ke laut.

Solusi ke-2 adalah dengan mengurangi limpasan air dari pemukiman penduduk yang seharusnya menjadi daerah tangkapan air atau istilah umumnya adalah daerah resapan air langsung mengalir ke sungai dengan mempersiapkan semacam situ atau danau kecil di setiap kawasan pemukiman ataupun daerah yang dipersiapkan menjadi kawasan pemukiman.

Menurut saya hal ini juga penting bisa dilihat jika anda berkesempatan naik pesawat dari Xiamen ke Nanjing Tiongkok. Mari kita lihat hampir di setiap kawasan permukiman akan terlihat danau buatan dan sepertinya ini cukup efektif. Setidaknya selama 3 tahun saya di Nanjing belum ada kejadian yang sampai menyebabkan kondisi serupa yang terjadi di Jakarta.

Hampir 20 tahun yang lalu naturalisasi sungai sudah digaungkan di Indonesia. Dan rame nya bahasan naturalisasi kenapa baru sekarang?, Naturalisasi is a natural system yang melibatkan sepanjang sungai yang tidak hanya hilir, dalam hal ini Jakarta jadi mutlak collaborasi lintas pemerintah daerah diperlukan otherwise… it is useless.

Solusi ini tentunya membutuhkan multidisiplin ilmu, maka salah satu teori yang mungkin tempat digunakan pendekatannya adalah Political Ecology. Karena ini tidak hanya engineering, atau environment ini akan melibatkan social science bahkan politik yang memiliki power dan otoritas. Ekosistem yang akan di perbaiki, banyak hal interaksi alam dan manusia.

Tahun 2019 saya berkesempatan berdiskusi dengan Professor Turner, seorang akademisi dari wisconsin USA. Ia berpendapat bahwa political ecology adalah suatu pendekatan untuk mendapatkan gambaran transformasi landscape dan persaingan dalam kontek transformasi social yang lebih luas.

Ini hanya pendapat dan masih tetap perlu pengkajian lebih detail, apa itu political ecology bisa diskusi bersama atau yang akan menulis article ilmiah bareng tentang political ecology, mari diskusi bersama tanpa mencoba membawa politik yang di selipkan dalam tulisan ilmiah, Sayang ilmu nya.

Edite and Review

Faqih Ma’arif

Department of Civil Engineering, Beihang University of Aeronautics and Astronautics (BUAA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Dituding Rudal Pesawat "Boeing 737" Maskapai Ukraina, Iran Menepis

Fri Jan 10 , 2020
Share on Facebook […]