Perdana Menteri Libanon, Saad Hariri/Foto/eng.Wikipedia.org
Hiramedia : Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri mengajukan pengunduran dirinya, Selasa (29/10/2019) kepada Perdana Menteri Michel Aoun di Istana Baabda setelah ia mengalami apa yang disebutnya sebagai jalan buntu.
Sumber kepresidenan mengatakan seperti dilansir Aljazeera.net bahwa Presiden Aoun sedang mempertimbangkan surat pengunduran diri Hariri dan tidak akan meminta pemerintah untuk terus menjalankan negara sementara.
Diberitakan, Presiden Michel Aoun akan mempelajari pengunduran diri Hariri tersebut sembari berkonsultasi dengan para deputinya untuk menentukan pandangan mereka dan mencari tahu siapa yang akan mereka pilih untuk memimpin pemerintahan yang akan memimpin negara dalam fase ekonomi paling sulit sejak perang saudara pada tahun 1970-an.
Dalam konfrensi Pers di kediamannya di Beirut, Saad Hariri mengatakan “Semua periode ini telah berusaha menemukan cara untuk mendengarkan suara rakyat dan melindungi negara dari bahaya keamanan dan mata pencaharian,”
Dia melanjutkan, “Pengunduran diri saya, saya sampaikan kepada Presiden dan hari ini kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi Lebanon, kemajuan ekonomi dan kita memiliki peluang serius.”
Pengunduran diri Hariri dilakukan setelah hampir dua pekan rakyat Libanon melakukan unjuk rasa menuntut berbagai hal terkait perbaikan ekonomi, termasuk pengguilingan rezim berkuasa.
Atas pidato pengunduran diri Hariri tersebut, rakyat turun ke jalan-jalan di berbagai wilayah di Libanon. Menurut laporan Reuters, rakyat menyambut dengan penuh gembira pengunduran diri pemerintahan Hariri.
Unjuk rasa rakyat Libanon berlangsung sejak 17 Oktober lalu sebagai protes terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan pajak warga pada anggaran 2020. Selain itu, mereka menuntut pemerintah untuk memerangi korupsi yang merajalela yang dianggap semakin menyengsarakan rakyat. (Fath)
Sumber : Aljazeera.net, Reuters, agencies.