Irak : Unjuk Rasa Berlanjut, Puluhan Orang Tewas

Foto Reuters/via Aljazeera.net

BAGHDAD: Ketegangan yang terjadi dalam pekan ini di Irak belum reda. Perdana Menteri Irak, Adel Abdul-Mahdi, Jumát (5/10/19) diklansir Arabnews.com mendesak para demonstran untuk kembali ke rumah masing-masing sembari mengatakan bahwa “tuntutan sah” yang mereka minta telah didengar.

Diberitakan bahwa akibat demonstrasi tersebut, 42 orang dinyatakan tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Pada demonstran berkumpul di jalan-jalan kota Baghdad dan sejumlah wilayah lainnya, bahkan sebagian mereka tetap bertahan hingga bermalam di jalanan.

Pihak keamanan mencoba merespon para demonstran dengan menembakkan peluru langsung untuk membubarkan mereka di dekat lapangan “ Tahrir”, Baghdad. Pada pengunjuk rasa menuntut peluang lapangan kerja, meningkatkan layanan dan mengakhiri korupsi.

Mengenai jumlah korban tewas, pejabat rumah sakit Irak melaporkan sembilan kematian lagi di kota selatan Nasiriyah, sekitar 320 kilometer Tenggara Baghdad, sehingga total korban tewas minggu ini menjadi 42 orang.

Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi berbicara dalam pidato yang disiarkan Televisi negara tersebut, disiarkan pada jam 2:30 pagi, tentang demonstrasi yang telah menyebar di banyak Provinsi di negara itu.

Demonstrasi telah meletus secara spontan, sebagian besar didukung oleh kalangan anak muda yang menginginkan pekerjaan, peningkatan layanan seperti; listrik dan air, dan mengakhiri korupsi endemik di negara kaya minyak itu. Pihak berwenang juga telah memotong akses internet di sebagian besar Irak sejak Rabu malam, dalam upaya untuk meredam unjuk rasa.

“Kami tidak akan membuat janji kosong … atau berjanji apa yang tidak dapat kami capai,” kata Abdul-Mahdi, yang berasal dari Nasiriyah.

Dia mengatakan tidak ada “solusi ajaib” untuk masalah Irak tetapi berjanji untuk memberi keluarga miskin penghasilan dasar, menyediakan perumahan dan memerangi korupsi.

“Langkah-langkah keamanan yang kami ambil, termasuk jam malam sementara, adalah pilihan yang sulit. Tapi seperti obat pahit, tidak bisa dihindari, ”katanya. “Kita harus mengembalikan kehidupan normal di semua Provinsi dan menghormati hukum,” lanjut PM Abdul Mahdi.

Perdana Menteri juga membela pasukan keamanan negara, mengatakan mereka telah mematuhi aturan ketat terhadap penggunaan “kekerasan berlebihan” , dan eskalasi protes mengarah pada kekerasan.

Kerusuhan itu merupakan tantangan paling serius bagi pemerintah Abdul-Mahdi yang berusia setahun, yang juga telah terperangkap di tengah meningkatnya ketegangan AS-Iran di wilayah tersebut. Irak bersekutu dengan kedua negara dan menampung ribuan tentara AS, serta pasukan paramiliter yang kuat yang bersekutu dengan Iran.

Dilaporkan bahwa protes-protes para demonstran telah terkonsentrasi di Baghdad dan di daerah-daerah yang didominasi Syiah di Irak Selatan,  dimana banyak pengangguran dari kalangan muda lulusan universitas. Mereka mengalami himpitan hidup yang menurut para demonstran akibat korupsi dan salah utus oleh pemerintah. 

Sejumlah saksi mata seperti dilansir aljazeera.net (5/10/19) mengatakan bahwa sejumlah daerah di Baghdad, yang menyaksikan demonstrasi besar dalam beberapa hari terakhir terlihat tenang, disertai dengan pengerahan besar pasukan keamanan Irak, yang menutup semua jembatan yang menghubungkan Zona Hijau dengan demonstrasi antara dua sisi Baghdad (Fath )

Sumber : Arabnews.com, Aljazeera.net

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Tunisia : Partai Islam Ennahda Unggul Pada Pemilu Parlemen

Mon Oct 7 , 2019
Share on Facebook […]