REVOLUSI DAN DEMOKRASI DI TIMUR-TENGAH

26 APR 2019

Oleh : Fathurrahman Yahya *)

“Revolusi” dan “demokrasi” seolah menjadi kata bersambut. Suatu revolusi diharapkan dapat mewujudkan demokrasi. 

Demonstran Anti Pemerintah di Tunisia : Wikipedia

Mencermati revolusi yang terjadi di Timur Tengah tampak dilematis. Satu sisi, revolusi diharapkan bisa membawa angin segar bagi masyarakat Arab menuju demokrasi, tetapi pada sisi lain bisa meniupkan angin topan yang dapat mengancam persatuan rakyat di negeri para Nabi ibu.

Perang sipil berkecamuk di Libya, perseteruan antar suku mulai muncul di Yaman, konflik politik di Suriah serta konflik sektarian Sunni-Syi’ah di Bahrain juga belum usai. Bahkan, pasca revolusi, situasi politik di Tunisia dan Mesir belum stabil. Apakah revolusi akan menjadi momentum menuju demokrasi atau justru dijadikan momentum menuju disintegrasi?

Internal dan Eksternal

Pertanyaan-pertanyaan di atas mengemuka di kalangan sejumlah cendekiawan di Dunia Arab saat ini. Tulisan ini coba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengidentifikasi dua variable,  internal dan eksternal- politis dan strategis.

Dalam sebuah Konferensi bertajuk “Democracy at last? Egypt and Tunisia on The Road to Democracy “ yang diselenggarakan Department of Culture Studies and Oriental Languages University of  Oslo, 12 Mei 2011, seorang analis politik Islam asal Perancis, François Burgat dari (Institute Français du Proche-Orient, Damascus) menilai bahwa gelombang  revolusi di Timur-Tengah sesungguhnya memberi sinyal positif , “Tetapi perlu disadari bahwa revolusi itu terjadi karena adanya kesalahan sistemik dalam landscape politik Islam di Timur-Tengah”.

Di antara kesalahan tersebut menurut François Burgat bahwa institusi-institusi (negara) sangat terikat dengan penguasa represif, masyarakat madani (civil society) hanya bergumul dengan isu-isu hijab dan burka. Bahkan yang paling krusial, seorang figur muslim kharismatik (baca : Syeikh) banyak berbicara atas nama penguasa, dan mendukung rezim penguasa sekalipun otoriter.

Para wakil rakyat, termasuk kaum intelektual Islam terkooptasi ke dalam kekuasaan otoriter dengan jarak representasi yang sangat jauh dari kepentingan rakyat kebanyakan. Masalah korupsi, kemiskinan dan penganguran tidak dijamah oleh para wakil-wakil rakyat, sehingga yang terjadi kemudian, checks and balances dalam konteks amar makruf nahi munkar menjadi terabaikan.  

Selain faktor politis, tanpa dipungkiri revolusi kerap dikaitkan dengangojang-gonjing adanya intervensi  pihak luar yang memiliki kepentingan geo-politik-strategis  di kawasan Timur-Tengah sebagai bagian dari political design “divide et impera”.

Tidak sedikit pengamat yang menilai bahwa revolusi yang bergolak di Dunia Arab sebenarnya tidak bisa dilepaskan begitu saja dari rencana “New Middle East” (Timur-Tengah Baru) yang pernah digagas Menteri Luar Negeri AS waktu itu, Condoleezza Rice untuk menggantikan istilah “Great Middle East” yang terkesan terlalu ambisius.

Mewujudkan ambisi strategis tersebut tentunya tidak mudah. Menurut Richard N.Haass dalam (“The New Middle East”: 2006), membentuk Timur-Tengah Baru dari luar akan sangat sulit, dan ini  menjadi tantangan utama kebijakan luar negeri AS selama beberapa dekade yang akan datang.

Pandangan Richard tentu didasarkan pada kenyataan pasca runtuhnya Saddam Husein di Iraq  bahwa pergantian sebuah rezim  otoriter di Timur-tengah melalui pendekatan militer, memerlukan biaya besar dan beresiko tinggi (high cost and high risk). Maka dalam konteks revolusi ini, kekuatan (oposisi) yang memiliki komitmen kuat untuk mengubah status quo  tampaknya memang terus digerakkan.

Sudah jamak diketahui, sejak revolusibergolak di Dunia Arab, kelompok-kelompok pro demokrasi yang berada di luar negeri turut serta bergerak melakukan demonstrasi di sejumlah kota di Eropa dan Amerika Serikat. Ini menjadi sebuah fenomena menarik bahwa  secara kasat mata revolusi di Dunia Arab tidak hanya bergerak dari dalam, tetapi juga digerakkan dari luar.  

Kelompok oposisi (National Association for Change) yang dipimpin mantan Direktur  (IAEA) dan periah Nobel Perdamaian (2005), Mohammed AlBaradei yang ikut mendalangi demontrasi menurunkan Presiden Hosni Mubarak di Mesir didukung Barat. Demikian pula Kelompok oposisi (National Transitional Council) LibyaTrend setterpolitik seperti ini tentu bisa terjadi di Yaman dan Suriah.

Dilema Demokrasi

Pasca revolusi, Tunisia dan Mesir kini memasuki babak transisi menuju demokrasi. Partai-partai baru bermunculan bagai jamur di musim hujan. Euforia politik kembali menggeliat membangkitkan antusiasme baru berbagai elemen untuk berkiprah dalam kancah politik. Gerakan Islam An-Nahda (Islamic Movement An-Nadah) yang dilarang berkativitas pada masa Ben Ali berkuasa, sejak 1 Maret 2011 sudah bermetamorfosis menjadi partai politik.

Pemimpin partai Islam ini, Rachid Al-Gannoushi (69 tahun), yang tinggal di pengasingan (London) selama 22 tahun sudah kembali ke Tunisia. Berdasarkan hasil polling sebuah Lembaga Survei di Tunisia bulan Maret lalu, di antara parta-partai oposisi Tunisia, partai An-Nahdah ( An-Nahdah Party) berada pada urutan pertama dengan dukungan (29%,), selanjutnya Partai Demokrasi Progressif (12.3%) dan Gerakan Et-Tajdid (The Movement Ettajdid) 7.1%.

Dengan dukungan masyarakat yang cukup signifikan terhadap partai Islam ini, kelompok sekuler semakin khawatir, sehingga melahirkan perdebatan mengenai arah konstitusi Tunisia apakah akan berkiblat ke “Kabul” atau “Istambul” sebagai simbol “islamis” atau “sekuler”.     

Al-Ikhwanul Al-Muslimun (IM) pada  30 April  2011, juga mengumumkan pembentukan partai baru bernama (Hizb Al-Huriyah wa Al-Adalah” (Freedom and Justice Party/FJPsebagai wadah bagi loyalis IM yang oleh Barat kerap dianggap sebagai kelompok Islam yang kurang akomodatif terhadap kepentingannya dan Israel khususnya.

Kekuatan IM yang berbasis agama tidak mustahil akan menjadi mesin politik “Freedom and Justice Party” yang sangat tangguh. Pada pemilihan anggota legislatif Mesir tahun 2005, IM memperoleh 88 (20 %) kursi di Parlemen melalui wakil-wakil independen. Platform (FJP) lebih terbuka-dan mau mengakomodir berbagai elemen masyarakat Mesir, termasuk dari kalangan Kristen Koptik. Hanya saja, slogan “Islam Is Solution” yang selama ini diusung IM sebagai bagian dari agenda politik terbentuknya “Islamic Constitution“ masih menjadi perdebatan di kalangan IM sendiri. Pasalnya, jika slogan tersebut masih dipertahankan, bisa menjadi batu sandungan tersendiri bagi FJP dan IM dalam rangka memperoleh dukungan pihak-pihak luar, termasuk Barat.  

Sejauh ini, demokrasi di Dunia Arab masih menyisakan tanda tanya. Jika partai-partai Islam (An-Nahdah Party dan Freedom and Justice Party) menang dalam pemilu di Tunisia-Mesir apakah kelompok sekuler dan Barat akan mengakuinya? Dengan demikian, maka revolusi di Dunia Arab selanjutnya belum tentu menjamin adanya demokrasi, justru sebaliknya bisa melapangkan jalan bagi disintegrasi. Inilah dilemma demokrasi di Dunia Arab. Wallahu A’lam.

*) Pemerhati Poitik Islam dan Hubungan Internasional, Tinggal di Oslo, Norwegia

16 thoughts on “REVOLUSI DAN DEMOKRASI DI TIMUR-TENGAH

  1. Someone essentially help to make seriously posts I would state. This is the first time I frequented your web page and thus far? I amazed with the research you made to create this particular publish incredible. Magnificent job!

  2. I am no longer sure where you are getting your info, however good topic. I must spend some time finding out much more or figuring out more. Thank you for excellent information I used to be in search of this information for my mission.

  3. Good ?V I should certainly pronounce, impressed with your web site. I had no trouble navigating through all tabs as well as related info ended up being truly simple to do to access. I recently found what I hoped for before you know it at all. Quite unusual. Is likely to appreciate it for those who add forums or something, website theme . a tones way for your client to communicate. Nice task..

  4. I have been exploring for a bit for any high-quality articles or blog posts on this kind of area . Exploring in Yahoo I at last stumbled upon this web site. Reading this information So i am happy to convey that I’ve a very good uncanny feeling I discovered just what I needed. I most certainly will make certain to don’t forget this web site and give it a look regularly.

  5. Hi there! I just wish to give a huge thumbs up for the nice data you have here on this post. I shall be coming again to your weblog for more soon.

  6. I’m not that much of a online reader to be honest but your blogs really nice, keep it up! I’ll go ahead and bookmark your site to come back later on. Many thanks

  7. My coder is trying to convince me to move to .net from PHP. I have always disliked the idea because of the expenses. But he’s tryiong none the less. I’ve been using WordPress on a variety of websites for about a year and am concerned about switching to another platform. I have heard very good things about blogengine.net. Is there a way I can import all my wordpress posts into it? Any help would be greatly appreciated!

  8. Do you mind if I quote a couple of your posts as long as I provide credit and sources back to your site? My blog site is in the very same area of interest as yours and my users would definitely benefit from some of the information you provide here. Please let me know if this alright with you. Many thanks!

  9. You completed a few fine points there. I did a search on the theme and found a good number of people will go along with with your blog.

  10. Needed to draft you that bit of observation so as to say thank you yet again with your gorgeous tactics you have shared at this time. This is particularly open-handed of you in giving easily all that numerous people could have offered for an electronic book to end up making some dough for themselves, mostly since you might have done it in the event you wanted. These suggestions in addition served to provide a easy way to be aware that other individuals have the identical dream like my personal own to figure out many more in terms of this matter. I believe there are some more fun times up front for individuals who start reading your blog.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *